KAJIAN, kitabterbuka - Hidup manusia di dalam dunia sedang berjalan dalam rentang waktu. Sebab, manusia memang hidup di dunia yang rentang waktunya bersifat sementara (kontemporer).
Waktu terus berganti, dari detik, menit, jam, hari, bulan, hingga tahun, dan terus berganti.
Start Meade mengatakan bhw: *sejarah kehidupan manusia di dalam waktu, diisi oleh manusia, dalam 2 cara, yaitu:
(1) CIRCLE (lingkaran), di mana manusia terus berputar-putar tanpa ARAH YG JELAS.
(2) LINIER (lurus) kehidupan manusia berjalan menuju arah tertentu.
Di antara 2 cara ini, umat Kristen sejati, harusnya hidup menurut pola yg ke-2, yakni LINIER. Artinya, berdasarkan VISI Allah untuk menuju ke arah lurus guna mencapai titik yang ditentukan Allah (buku: Membangun Wawasan Kristen, volume 1).
Di penghujung tahun 2023 (31 Desember, apakah kita masih hidup berputar-putar di tempat, ataukah kita sedang hidup meninggalkan TITIK (start) dan terus maju ke depan sesuai Visi dan arahan Tuhan, untuk lebih bertumbuh secara spiritual?
Melalui Maz. 84:7, kita akan belajar sesuatu yang sangat penting, terkait dengan 'kehidupan ke depan' Ada beberapa hal yang patut kita pahami dengan serius, yakni:
1. PARA PEMIMPIN PUJIAN
Inilah Mazmur, nyanyian dari 'Bani Korah', yang tugasnya di Bait Allah sebagai para pemukim ketika ibadah berlangsung. Yg tertulis dalam bahasa Inggris di Strong's Lexicon Greek & Interlinier Greek: FOR THE CHOIRMASTER.
Mazmur 84 ini, menekankan perihal 'kerinduan akan ibadah yang dalam konteks itu BERPUSAT DI BAIT ALLAH (Ibr. BET'EL, artinya: "Rumah Allah,") dimana Allah berjanji untuk HADIR didalamnya ketika umatNya (Israel Selatan) beribadah.
Namun, kala itu, Israel Selatan sedang 'didisiplinkan' Allah, (rumah Allah dihancurkan oleh kekuatan Babel dan sebagian besar orang muda di Yerusalem dibawa ke pembuangan, sehingga mereka sudah tidak dapat lagi beribadah di Bait Allah.)
Jadi, Mazmur ini mendeskripsikan kesedihan dan ratapan. Karena mereka terpisah dengan Allah, akibat mereka didisiplinkan oleh Allah. (Ingat firman Tuhan, "barang siapa Ku-kasihi, Ia Ku-tegur dan Ku-hajar.")
Di saat umat didisiplinkan Allah, dengan dijauhkan dari Yerusalem (Bait Allah), maka muncul KESEDIHAN dan SEKALIGUS KERINDUAN untuk intim dengan Allah melalui ibadah bersama.
Perhatikan, terjadi 'disiplin' (dari Allah), kemudian kerinduan untuk beribadah-intim dengan Allah, berlaku di dalam hidup umat secara bersama-sama. Artinya, melalui 'disiplin' (dari Allah) menyadarkan - membangkitkan kerinduan yang dalam untuk INTIM dengan Allah, dalam bentuk ibadah bersama-sama.
Jadi, Allah 'mendisiplinkan,' dengan visi 'membangkitkan kerinduan yg dalam untuk beribadah kepada-Nya dengan sangat serius.' Artinya, 'di ujung rotan-cambuk ada intan yang indah dan mahal (ay. 1-3).
2. KESADARAN AKAN SUMBER BERKAT (ay. 4-5)
Perhatikan pada 2 ayat ini muncul 2X kata BAHAGIA (Ibr. ESHER) yang artinya: "happiness, blessedness" dalam bentuk 'maskulin', artinya: "sangat kuat, sangat berarti," ketika mengalami 2 aspek di dalam hidup, yakni:
a. Worship (ay. 4)
Kerinduan ini disampaikan oleh Bani Korah, ketika mereka jauh dari Yerusalem, jauh dari Bait Allah, sehingga tidak bisa beribadah (Ibr. YASHAB BAYITH), artinya: 'intim dgn Allah,' dan memuji-muji (Ibr. HALAL-HILEL), artinya: "to shine, to praise,"
b. Power in God
Kerinduan ke-2 adalah *memiliki KEKUATAN (Ibr. OZ), artinya: "might, strength. Israel Selatan (Yerusalem) diangkut, tepatnya 'dibuang' ke Babel, sebagai bentuk Allah mendisiplinkan mereka, hal ini membuktikan bahwa 'mereka' lemah secara ROHANI, sehingga Allah mendisiplinkan mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa mereka membutuhkan kekuatan Allah untuk menghidupi kehidupan rohaniah mereka. Artiny, HANYA di dalam Tuhan mereka memiliki kekuatan spiritual untuk hadapi kehidupan yg penuh tantangan dan problem.
3. KEKUATAN DLM MENJALANI KEHIDUPAN (ay. 5b-7)
Pada 3 ayat ini, Bani Korah, mendeskripsikan bagaimana seharusnya 'menghidupi' kehidupan yang terus berlangsung dari waktu ke waktu, khususnya dalam dua arah, yaitu:
a. Penuh Tangisan
Hal ini dideskripsikan melalui kalimat *lembah BAKA (Ibr. BAKA), artinya: weeping (tangisan) menggambarkan adanya problem dalam hidup (tantangan dalam kehidupan). Maka ada 'mata air' (bukan kekeringan, padahal perjalanan di Palestina - gurun pasir yang kering kerontang, ada berkat di dalam hidup untuk meneguhkan iman mereka. Mata air spiritual, karena kekuatannya in Christ, juga berkat spiritual, karena mereka intim dengan Allah.*
Inilah kerinduan yang diungkapkan oleh Bani Korah, disaat mereka sedang jauh dari Yerusalem, jauh dari Bait Allah (Ibr. BET'EL=rumah Allah).
b. Kekuatan Untuk ke Zion (ay. 7)
Pada bagian ini, Bani Korah sedang merindukan untuk terus-menerus memperoleh kekuatan demi kekuatan untuk ke ZION (Ibr. BASIYOWN - preposition-b) yg artinya: ZION, adalah nama lain dari Yerusalem (kota Suci, di mana Bait Allah ada dan Allah hadir didalamnya) sebagaimana ditulis dalam buku para nabi.
Inilah kerinduan terdalam, ketika Bani Korah ada di pembuangan, mereka rindu untuk kembali ke Yerusalem dan aktif dinamis dalam beribadah karena hanya di dalam ibadah mereka bisa berjumpa dengan Allah sumber kekuatan mereka untuk menghadapi problem dalam hidup (lembah baka), mereka bukan makin lemah, tetapi makin hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun mereka makin kuat.
4. KONKLUSI
Pertama-tama, mari di penghujung tahun 2023 ini, kita mengoreksi hidup kita, apakah kita sedang jauh dari Tuhan sepanjang tahun ini. Bagai Israel Selatan yang ada dalam pembuangan?
Apakah kita masih memiliki kerinduan untuk BAHAGIA? (PENUH BERKAT ROHANI) Sehingga kita kuat hadapi problem di tahun 2024 atau kita makin lemah. Dan, apakah kita sadar bahwa kita seharusnya di tahun 2024, makin kokoh-kuat, konsisten untuk terus INTIM denganNya serta mengalami kehadiran-Nya yang semakin penuh di tahun yang Dia anugerahkan bagi kita, yaitu 2024.
*SOLI DEO GLORIA*
*By Pdt. Mozes Manuputty*