Kajian - kitabterbuka, Etimologi kata "dosa" dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "doṣa" (दोष), yang berarti "kesalahan", "cacat", "kekurangan", atau "pelanggaran". Kata ini masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui pengaruh bahasa Jawa Kuno dan bahasa Melayu, yang banyak menyerap kosakata dari Sanskerta karena pengaruh agama Hindu dan Buddha di Nusantara.
Dalam konteks agama dan budaya, "dosa" merujuk pada perbuatan yang melanggar norma moral, etika, atau ajaran agama.
Dalam tradisi Hindu, "doṣa" sering dikaitkan dengan perbuatan yang bertentangan dengan dharma (kebenaran atau kewajiban). Dalam bahasa Indonesia, makna ini diperluas untuk mencakup konsep pelanggaran moral atau agama secara umum, terutama dalam konteks agama-agama Abrahamik.
Dosa Menurut Alkitab
Dalam Alkitab, konsep 'dosa' memiliki makna mendalam dan terkait erat dengan hubungan manusia dengan Allah. Kata "dosa" dalam Alkitab berasal dari beberapa istilah dalam bahasa aslinya, yaitu:
1. Bahasa Ibrani (Perjanjian Lama)
- Kata "chata" (חָטָא): Berarti "melenceng dari sasaran" atau "gagal memenuhi standar". Ini menggambarkan dosa sebagai kegagalan manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak atau standar Allah.
- Kata "pesha" (פֶּשַׁע): Berarti "pemberontakan" atau "pelanggaran", menunjukkan sikap sengaja melawan otoritas Allah.
- Kata "avon" (עָוֹן): Berarti "kesalahan" atau "kebengkokan", sering dikaitkan dengan sifat berdosa atau kecenderungan untuk berbuat salah.
2. Bahasa Yunani (Perjanjian Baru):
- Kata "hamartia" (ἁμαρτία): Berarti "meleset dari tujuan" atau "gagal mencapai standar ilahi". Ini adalah istilah utama untuk dosa dalam Perjanjian Baru, menekankan bahwa dosa adalah segala sesuatu yang tidak selaras dengan kehendak Allah.
- Kata "anomia" (ἀνομία): Berarti "tanpa hukum" atau "pelanggaran hukum", merujuk pada perbuatan yang melawan hukum Allah.
Makna Teologis Dosa dalam Alkitab
- Dosa sebagai pelanggaran hukum Allah: Dalam 1 Yohanes 3:4, dikatakan, "Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah, sebab dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah."
- Dosa sebagai kondisi batin: Dosa tidak hanya perbuatan, tetapi juga kecenderungan hati yang berdosa (Mazmur 51:5, Roma 3:23). Semua manusia dianggap berdosa karena natur dosa yang diwarisi sejak kejatuhan Adam (dosa asal).
- Akibat dosa: Dosa memisahkan manusia dari Allah (Yesaya 59:2) dan mendatangkan maut rohani dan jasmani (Roma 6:23, "Sebab upah dosa ialah maut").
- Penyelesaian dosa: Dalam iman Kristen, dosa diampuni melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib (Yohanes 3:16, Roma 5:8). Pengampunan ini diterima melalui iman, pertobatan, dan penerimaan kasih karunia Allah.
Konteks dalam Alkitab
- Perjanjian Lama: Dosa sering dikaitkan dengan pelanggaran terhadap perjanjian Allah dengan Israel, seperti penyembahan berhala, ketidakadilan, atau pelanggaran hukum Taurat.
- Perjanjian Baru: Yesus dan para rasul menekankan bahwa dosa bukan hanya tindakan lahiriah, tetapi juga niat batin, seperti kemarahan, hawa nafsu, atau ketidakpercayaan (Matius 5:28, Markus 7:20-23).