KAJIAN, kitabterbuka - Pemahaman tentang talenta seringkali dipastikan masyarakat umum sebagai sebuah bakat atau keahlian khusus. Talenta dalam Matius 25:14-30 juga diyakini oleh sebagian orang kristen sebagai karunia khusus yang diberikan oleh Kristus. Apakah sebenarnya yang dimaksudkan oleh Kristus dalam perumpamaan tentang talenta tersebut?
Kita bisa memulai memahami perumpamaan tersebut dengan pertanyaan sebagai berikut. Apakah hanya orang Kristen yang memiliki bakat atau keahlian khusus? Jawabannya, Tidak. Karena ada banyak orang di luar Kristen yang memiliki bakat-bakat tertentu, bahkan ada yang memiliki bakat yang teramat unik.
Kajian pertama kali adalah memahami ayat 14 dalam Matius pasal 25 tersebut, dalam versi FAYH berbunyi, “Kerajaan Surga dapat juga diumpamakan dengan orang yang akan pergi ke negeri lain. Ia memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan kepada mereka sejumlah uang untuk dijadikan modal selama ia pergi.” Sedangkan dalam versi TB berbunyi, “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa seorang yang mau bepergian ke luar negeri itu memanggil hamba-hambanya dan memberikan kepada mereka talenta itu. Kesimpulannya, talenta tersebut diberikan hanya kepada orang yang menjadi hambanya, bukan kepada orang yang jauh dari padanya. Seorang hamba pastilah ada dalam satu naungan kediaman di mana tuannya berada. Jadi, hamba dalam ayat tersebut, berbicara tentang kita sebagai orang yang percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus. Bukan kepada orang yang tidak percaya.
Dalam versi TB, ada kalimat yang mempunyai pemahaman abstrak. “........mempercayakan hartanya kepada mereka (hamba-hambanya).” Sehingga pemahaman awam akan kalimat tersebut akan mencerminkan berbagai macam pendapat. Sedangkan dalam versi FAYH “.......mempercayakan kepada mereka sejumlah uang untuk dijadikan modal selama ia (tuannya) pergi.” Dalam versi FAYH kita bisa memahami lebih spesifik tentang makna kalimat tersebut. Bahwa tuan tesebut mempercayakan hartanya untuk dijadikan modal.
Apa yang diungkapkan dalam versi FAYH juga didukung dalam Lukas 19:13, “Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh (uang) mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. (TB) Disini kita bisa mengetahui bahwa yang dimaksud talenta dalam perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30, berbicara tentang uang atau harta yang dimiliki oleh seorang tuan dari hamba-hamba tersebut. Dimana uang yang diberikan itu diserahkan kepada hamba-hambanya untuk dipakai berdagang. Bukan diserahkan secara cuma-cuma.
Setelah kita memahami arti dari telenta tersebut, muncul sebuah pertanyaan dalam benak kita, Apakah implementasi perumpamaan tentang talenta itu, dalam kehidupan kita saat ini? Disini kita akan mencoba memahami apakah yang dimaksud oleh Kristus, sehingga kita tidak termasuk sebagai hamba yang akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, dimana terdapat ratap tangis dan kertak gigi. (Matius 25:30)
Tentang Harta Yang Dipercayakan Pada HambaNya
Kita patut mempertanyakan, apakah yang dimaksud tentang harta dalam perumpamaan tersebut? berbicara tentang apakah Kristus saat itu? Apakah sekedar percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus tidak cukup untuk membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga? Semua pertanyaan ini pastilah akan memenuhi pemikiran kita, tatkala kita dengan seksama menyimak dan memperhatikan perumpamaan tersebut.
Untuk menjawab itu semua, kita memulai dengan pertanyaan, apakah yang dimaksud tentang harta dalam perumpamaan tersebut? Kita tentunya mengetahui bahwa harta adalah sesuatu yang berharga dan berarti. Bisa kita aplikasikan sebagai berikut, bahwa harta dalam perumpamaan itu adalah sesuatu yang berharga dan berarti, bagi mereka yang percaya pada kematian dan kebangkitanNya. Apakah sesuatu itu?
Dalam Matius 13:11-12 “Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Pada ayat tersebut kita bisa memahami suatu hukum atau ketentuan yang ditetapkan oleh Kristus, bahwa
Mempunyai►Diberi►Berkelimpahan
Pada mulanya kita mempunyai kepercayaan akan kematian dan kebangkitan Kristus, kemudian oleh kemurahanNya kita diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga. Sehingga kita berkelimpahan di dalam Kristus dan akhirnya kita bersama-sama dengan Kristus ikut menghakimi dan memerintah dunia, bahkan kita juga akan menghakimi para malaikat. (I Korintus 6:2-3)
Sesungghunya, apa yang telah Dia tetapkan untuk menjadi bagian kita adalah sesuatu yang teramat sangat berharga dan tiada ternilai artinya. Apakah kepercayaan kita pada kematian dan kebangkitan Kristus tidak memungkinkan kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga? Tidak serta merta, karena kepercayaan itu adalah dasar utama dimana setelah itu kita akan diberi rahasia tentang Kerajaan Sorga.
Mengupayakan Harta Yang Telah Dipercayakan
Ada sebuah ketegasan tentang kewajiban kita dalam Matius 25:29 “Karena orang yang memanfaatkan apa yang diserahkan kepadanya, akan diserahi lebih banyak lagi, sehingga ia akan berkelimpahan. Tetapi dari orang yang tidak setia, tanggung jawab yang sedikit yang ada padanya akan diambil.” (FAYH). Dalam ayat ini ada sebuah kata penekanan yaitu, memanfaatkan. Artinya, ada daya upaya untuk mengoptimalkan pemberian tersebut. Sehingga apa yang diberikan oleh tuannya tidak kembali begitu saja, melainkan berlipat kali ganda.
Sampai disini, muncul sebuah pertanyaan akhir. Apa yang dimanfaatkan dan bagaimana cara memanfaatkannya?
Pertanyaan ini bisa kita jawab di dalam 2 Petrus 1:5-11 (FAYH).
5 Tetapi segala anugerah ini diperoleh tidak hanya dengan iman semata-mata. Saudara harus juga berusaha hidup baik. Malah itu pun belum cukup; Saudara harus belajar mengenal Allah lebih baik dan mengetahui kehendak-Nya.
6 Selanjutnya, belajarlah mengesampingkan keinginan sendiri, sehingga Saudara akan menjadi sabar dan saleh, serta dengan senang hati membiarkan Allah menentukan jalan-Nya bagi Saudara.
7 Hal ini memungkinkan langkah selanjutnya, yaitu menyukai pergaulan dengan orang lain serta menyenangi mereka, sehingga akhirnya kasih Saudara kepada mereka akan makin mendalam.
8 Jika Saudara terus hidup demikian, secara rohani Saudara akan tumbuh menjadi kuat dan berbuah serta berguna bagi Yesus Kristus, Tuhan kita.
9 Tetapi siapa pun yang tidak menambahkan hal-hal di atas kepada imannya, betul-betul buta atau sekurang-kurangnya kabur penglihatannya. Ia sudah lupa bahwa Allah telah membebaskan dia dari hidup lama yang penuh dosa, supaya sekarang ia dapat menjalani hidup yang baik bagi Tuhan.
10 Jadi, Saudara sekalian yang saya kasihi, berusahalah membuktikan bahwa Saudara benar-benar tergolong orang yang sudah dipanggil serta dipilih Allah, supaya Saudara tidak akan tersandung atau jatuh.
11 Allah akan membukakan pintu surga lebar-lebar, supaya Saudara memasuki kerajaan yang abadi milik Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.